Kamis, 29 Oktober 2009

MENENTUKAN ARAH KIBLAT

Sebelumnya sudah kita bahas mengenai penentuan arah kiblat dengan alat bantu Googleerath. Bagi yang belum terbiasa menggunakan internet, langkah-langkah pada postingan tersebut terkesan agak rumit meskipun hasilnya cukup akurat. Sebagai alternatif yang lebih sederhana, saat ini telah ada sebuah situs yang sengaja dibuat untuk menentukan arah kiblat suatu kota. Alamat situsnya adalah http://qiblalocator.com atau bisa menuju web Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) di http://rukyatulhilal.org/qiblalocator/. Sebenarnya situs ini juga mengambil data dari google maps yang kemudian dimanipulasi sehingga kita sebagai user bisa dengan mudah mengetahui kemanakah arah kiblat kita yang seharusnya.
Cara menggunakannya sangat mudah. Tinggal masukkan saja nama kota yang akan kita cek, kemudian kita akan dibawa ke lokasi dan di sana akan ditampilkan data kota yang dituju dan kemana arah kiblatnya. Referensi 0° adalah arah utara, sehingga untuk wilayah Batam akan didapatkan arah kiblat berkisar 293° yang berarti arah Barat Laut atau serong lebih kurang 23° dari arah Barat. Mudah bukan?
Jika masjid di tempat Anda arah kiblatnya memang masih keliru jangn dulu merasa rendah diri. Karena di Makkah pun ada 200 masjid yang arahnya juga keliru (Republika online, 07 April 2009).
Menurut artikel tersebut, selama beberapa dekade terakhir, umat Muslim yang menunaikan shalat di 200 masjid tua di Makkah menghadap ke arah yang salah. Hal ini mengutip surat kabar terkemuka di Arab Saudi, Arab News, bahwa ke-200 masjid itu menghadap ke arah yang salah karena pembangunannya yang kurang tepat. Arah ratusan masjid itu tak sesuai dengan kiblat. Rata-rata masjid yang arah kiblatnya tak tepat itu telah berusia sekitar 50 tahunan.  Kesalahan arah itu tampak dari bangunan pencakar langit yang baru dibangun di Kota Suci, Makkah. Masjid-masjid di seluruh dunia berkiblat ke Ka’bah yang terdapat di Masjidil Haram, Makkah. Menurut surat kabar Al-Hayat, masalah ini sudah mendapat perhatian serius dari Sekretaris Deputi Kementerian Hubungan Islam, Tawfik al-Sudairy. //**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar